Selasa, 17 Maret 2009

aDa WeTLanDs Di Desa TunGkaraN.....ChapTer 4



Masyarakat setempat memanfaatkan daerah yang tidak ditumbuhi eceng gondok untuk memancing. Selain itu, mereka juga memanfaatkan sebagian lahan kosong ditepi wetland untuk ditanami padi. Kehancuran lahan basah dipicu oleh lemahnya kemauan dan tindakan negara dalam melindungi dan mengelola lahan basah, khususnya di wilayah pesisir. Lahan basah sangat unik dan memiliki kepentingan ekologis yang luas, mulai tingkat lokal hingga global. Lahan basah bisa diberdayakan secara produktif bagi ekonomi lokal, sumbangannya terhadap keakekaragaman hayati juga sangat signifikan. Ribuan jenis tanaman unik dan unggas khas yang bermigrasi biasanya singgah di kawasan lahan basah.
Nilai lahan basah ditentukan oleh fungsi yang dapat di jalankan, produk yang dapat dihasilkan dan maknanya sebagai masa depan yang bermanfaat bagi semua makhluk hidup. Kategori lahan basah alami yang ada di Indonesia yang utama ialah lebak, bonowo, danau air tawar, rawa air tawar, rawa pasang surut air tawar dan air payau, hutan rawa, lahan gambut, dataran banjir, pantai terbuka, estuari (kuala), hutan mangrove, dan lumpur lepas pantai (mud flat). Sedangkan kategori lahan basah buatan yang ada di Indonesia ialah waduk, sawah, perkolaman air tawar, dan tambak.
Pertentangan antara konservasi dan pengembangan lahan basah belum terlihat akan mereda. Sejarah menunjukkan dan pengalaman membuktikan bhwa lahan basah dapat dimanfaatkan untuk produksi, khusunya produksi pangan. Dalam keadaan yang memenuhi kebutuhan pangan secara swasembada menjadi dasar psikologi bagi pengukuhan kehidupan, pengembangan lahan basah untuk produksi pangan menjadi suatu kebijakan yang sangat bagus.
Menurut pemahaman tentang watak dan perilaku lahan basah, dapat kita pertanyakan seberapa jauh kebijakan semacam itu dapat menjamin keterlanjutan manfaat. Pengembangan lahan basah yang menyimpang dari asas keterlanjutan terjadi karena mengutamakan hasil dan pelayanan lahan basah yang dapat dijual, tidak memahami nilai- nilai lahan basah, dan pemerintah yang tidak bijak dalam menanggulangi lahan basah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar